Sabtu, 28 Juni 2008

The Contemplation

Terima kasih aku ucapkan kepada keluarga dr. Ishak atas dukungan dan bantuanya baik secara moril dan materil. Untuk Nathan maaf yah pak mudi belum bisa nemenin les komputer nathan yah. Buat keluarga Pak Aziz terima kasih sekali atas doa dan bantuannya, teman-temanku segenap guru dan keluarga besar SMK Komputama Majenang, Keluarga besar IKMI Majenang, keluarga besarku, teman, dan semuanya yang telah membantuku. Dan terutama orang tuaku tercinta yang telah sabar merawat saya, Naufal anaku yang memberiku semangat dan Istriku tersayang yang telah dengan sabar dan memberiku semangat. Semoga amal baik kalian diterima dan digantikan dengan yang lebih baik lagi oleh Alloh S.W.T. Amiin. Banyak sekali pelajaran yang bisa aku dapatkan dari semua ini. Diantaranya kita harus senantiasa hati-hati di manasaja kita berada. dan ternyata kita sebagai manusia betapa rapuhnya baik fisik maupun psikis kita. Niatkanlah segala sesuatunya untuk beribadah pada Alloh S.W.T karena kita tidak tau apa yang bakal terjadi pada diri kita. Senantiasalah untuk meminta perlindungan pada-Nya. Karena tidak ada bantuan dan perlindungan yang melebihi ridho dan kekuasaan-Nya. Dialah Alloh S.W.T. semoga ini merupakan pelajaran baik bagiku sehingga nanti aku bisa lebih hati-hati lagi. bisa lebih baik lagi. Amiin.

10 Juni 2008

Tanggal 10 Juni 2008 merupakan hari yang akan aku ingat terus. Saat itu magrib ketika aku pulang kerja terjadi sesuatu yang mungkin semua orang tidak mengharapkanya. Saat aku melaju dengan sepeda motorku tanpa kuduga ternyata motor dari arah lawan tiba-tiba mengambil alih jalurku karena menghindari jalan yang rusak. Karena jarak kami sudah terlalu dekat maka tabrakanpun tidak bisa dihindari lagi. Brak... Dan aku tidak tau persis apa yg terjadi setelah itu, yang aku rasakan badanku terguling dan terguling sampai akhirnya aku terkapar dibadan jalan, setelah aku cek kepala tangan ga ada yang luka, langsung saja aku ambil handphon yang masih utuh dsaku celanaku, aku bermaksud menelpon istriku. dalam kondisi seperti itu betapa sulitnya aku menemukan no istriku. Setelah ketemu dengan nada gemetar aku telpon istriku. Pada saat aku menelpon istriku aku merasakan ada yang aneh dengan kakiku, sakit sekali rasanya, ternyata setelah aku cek kaki kiriku mengalami patah tulang, mengetahui kondisiku seperti itu langsung saja aku telpon dr. Ishak yang kebetulan bosku juga. Aku berusaha untuk minta pertolongan.
Saya juga menelpon pak Beni yang kebetulan aku baru saja dari showroomnya untuk mengecek komputer kantornya.
Saya juga sempatkan untuk menghubungi pak Aziz selaku kepala sekolah dtempatku kerja, aku minta didoakan agar aku kuat dan sabar terhadap apa yang aku alami. Orang-orang mulai mengerumuni aku, betapa kalutnya perasaanku waktu itu, apa lagi saat ibu datang dan histeris melihat keadaanku waktu itu. Untung
aku bisa menenangkan ibuku, tak berapa lama mobil bantuanpun datang dan langsung saja aku dinaikan keatas mobil dapat dibayangkan rasa sakit yang aku rasakan waktu itu saat kaki kiriku diangkat aku menjerit sekuat tenagaku saat aku rasakan tulang kakiku sudah patah, sakit, nyeri, ini rasa tersakit yang baru aku rasakan. setelah itu rencananya aku mau dibawa ke tukang pijit yang biasa menangani patah tulang. pas mau berakat kebetulan dr. Ishak datang dan memeriksa kondisi kakiku dan benar saja aku mengalami patah tulang, trus aku disuruh mampir ke rumah istrinya dr. Ria di Wanareja di sanalah aku mendapatkan pertolongan pertama, saya di kasih obat untuk mengurangi rasa sakit. kemudian saya dan keluarga minta saran penanganan yang baik untuk kondisi kakiku waktu itu. dengan berbagai alasan yang rasional tentunya ahirnya kami saya disarankan untuk dirawat di RSU Banjar. Berbekal surat pengantar dr. Ria akhirnya dibawa ke RSU Banjar.